Tuesday, November 28, 2017

Perlukah Garansi Buyback dalam Pembelian Dinar Emas?

Diantara pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh calon pembeli koin Dinar Emas, salah satunya adalah pertanyaan terkait garansi buyback alias jaminan bahwa koin yang dibeli nantinya bisa dijual kembali apabila suatu saat membutuhkan dana tunai (Rupiah). Sebenarnya perlu atau Enggak sih Garansi buyback dalam pembelian Dinar Emas itu? Yuk kita kupas perlu tidaknya garansi buyback dalam artikel kali ini, bismillah ..



Sebagaimana yang telah menjadi kaidah umum dalam dunia perdagangan, salah satu upaya pihak penjual agar dapat mempertahankan loyalitas dari pembeli adalah dengan memberikan layanan purna jual atau bahasa kerennya "After Sales Service" demi menjaga kepuasan dari pelanggan atas produk yang dibelinya. Demikian pula dengan transaksi Dinar Emas dimana salah satu entry point layanan purna jual yang diharapkan oleh pembeli pada umumnya adalah jaminan pembelian kembali jika suatu saat membutuhkan dana tunai (Rp) untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan tertentu dalam kehidupannya.

Baca juga artikel terkait lainnya : Inilah Pertimbangan yang keliru saat membeli Dinar 

Penting untuk Anda ketahui, hal terkait jaminan garansi buyback koin Dinar Emas terbagi menjadi 2 pendapat yang dianut oleh teman teman jaringan distribusi Dinar Emas di Indonesia, yaitu pendapat yang meniadakan buyback, dan pendapat yang menerima buyback.

Pendapat Pertama : Koin Dinar Emas yang telah di beli tidak bisa ditukar kembali ke tunai Rupiah (fiat money)


Pihak yang berpegang pada pendapat pertama memandang garansi buyback tidak diperlukan, oleh karena itu sikap tegas telah ditetapkan oleh jaringan distribusi yang menganut pandangan ini dengan menyampaikan sejak awal kepada masyarakat yang ingin menukarkan dana simpanan Rupiahnya ke koin Dinar bahwa sekali Dinar dibeli maka tidak bisa ditukar kembali ke tunai Rupiah. Adapun dasar pertimbangan menghapus garansi buyback diantaranya karena ; koin dinar emas adalah lambang hijrah materi dari uang yang buruk dan dibenci Allah serta Rosul-NYA (uang fiat bank, karena dibuat dengan penuh tipu muslihat tanpa sandaran backup asset riil) ke uang yang fitrah sesuai tuntunan Rosul (koin Dinar Emas). Bagi pemegang pandangan ini, sekali menghijrahkan materi dari uang yang buruk (uang fiat, seperti Rupiah) ke uang yang fitrah (Dinar Emas/ Dirham Perak) maka momentum hijrah tersebut harus dijaga dan jangan sampai kembali tergelincir koin Dinar nya ditukar ke uang fiat/Rupiah kembali. Adapun solusi yang diberikan oleh penganut pendapat pertama ini bagi masyarakat yang memiliki kebutuhan pembiayaan mendesak dengan koin Dinar yang dimilikinya adalah dengan menghimbau agar bekerjasama dengan elemen masyarakat disekitarnya yang telah memiliki pemahaman yang sama sehingga keperluan pembiayaannya dapat ditransaksikan dengan alat pembayaran berupa koin Dinar Emas.

Artikel terkait lainnya : Kenapa Transaksi Dinar Emas sebaiknya harus COD


Pendapat Kedua : Menerima Buyback Koin Dinar Emas yang dibeli


Berbeda dengan pendapat pertama yang tegas tidak menerima buyback atas koin Dinar yang telah dibeli, Pendapat kedua dianut oleh sebagian jaringan distribusi Dinar Emas, yaitu memberikan layanan purna jual berupa garansi Buyback alias membantu membeli kembali koin Dinar Emas yang dibeli oleh konsumen apabila suatu saat konsumen membutuhkan dana tunai Rupiah untuk keperluan pembiayaan keperluan hidupnya suatu saat kelak. Adapun pertimbangan dari pemegang pendapat kedua ini adalah bahwa saat ini di Indonesia masih memberlakukan Undang Undang yang mengikat secara hukum terkait mata uang Rupiah sebagai alat pembayaran yang syah. Dengan demikian, keberadaan koin Dinar Emas sejauh ini masih dipandang sebagai media pelindung asset tabungan masyarakat, alat penghitung kekayaan dalam rangka perhitungan nisab zakat, medium untuk sedekah , mahar, dan wakaf. Bagi pemegang pendapat kedua ini, perjuangan untuk mengembalikan koin Dinar Emas ke masyarakat adalah pekerjaan besar yang harus dilakukan secara hati - hati tidak main asal hantam kromo dan frontal menghujat/menyerang pelaku ekonomi dan lembaga keuangan yang bertentangan dengan semangat perjuangan gerakan kembali ke koin Dinar dan Dirham.  


Spirit dari pendapat kedua ini terkait perjuangan pemasyarakatan kembali koin Dinar Emas agar kembali ke tangan masyarakat dianalogikan dengan upaya "melempar batu" ke arah musuh "raksasa lembaga lembaga keuangan ribawi yang saat ini berkuasa secara absolut mengatur perekonomian masyarakat kita dewasa ini. Sebagaimana firman Allah berikut : 

" Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS : Al Anfaal : 17)".



Bagi pemegang pendapat kedua, dakwah mengajak masyarakat agar mengamankan aset tabungannya dari bentuk uang Fiat/Valas/Rupiah ke koin Dinar Emas adalah perjuangan yang bersifat estafet dan bukan pekerjaan yang satu kali selesai. Dibutuhkan sinergi dari seluruh elemen masyarakat agar "bangun dari tidur panjangnya" dan mulai bergerak melakukan hijrah sedikit untuk memperbaiki tatanan perekonomian masyarakat yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rosul Nya. 


Demikian 2 pendapat yang berjalan saat ini di tengah masyarakat terkait perlu tidaknya garansi buyback dalam pembelian koin Dinar Emas. Pada akhirnya, pilihan akhir kembali ke tangan Anda... Mau beli hijrah beli Koin Dinar Emas ke jaringan distribusi yang berpegang pada pendapat yang pertama atau ke pendapat yang kedua, namun apapun pilihannya, marilah kita saling menghargai ikhtiar dari perbedaan kedua pendapat diatas. 


Karena meskipun kedua pendapat itu berbeda, namun semangatnya sama, yaitu sama sama berjuang untuk membumikan kembali koin Dinar Emas dan Dirham Perak di tangan masyarakat. 

Wallahu a'lam.  

=====
Berencana untuk membeli Dinar Emas? Silahkan isi form nya disini : Formulir Pembelian Koin Dinar Emas

Saturday, June 24, 2017

Siapkah kita menghadapi Revolusi Dunia yang ke-3?

Ancaman terbesar sekaligus peluang/tantangan bagi manusia kedepannya adalah ketidakmampuannya dalam beradaptasi menghadapi era revolusi dunia yang ke-3. Apa itu revolusi dunia ke-3? Siapkah kita menghadapinya? Tulisan berikut ini akan mengulas apa dan bagaimana revolusi dunia yang ke-3, serta hal hal apa yang harus kita persiapkan agar dapat survive menghadapi puncak revolusi tersebut. OK, here We go ...


Manusia hingga saat ini telah melewati 2 puncak peradaban sepanjang sejarah eksistensinya di muka bumi. Puncak peradaban pertama adalah ketika manusia berpindah kuadran dari kehidupan berburu menjadi kehidupan agraris : mengolah tanah serta menanaminya dengan tanam tanaman yang diperlukan untuk keperluan kehidupannya, serta menjinakkan hewan liar menjadi hewan ternak. Puncak pertama peradaban agraris baru terjadi ribuan tahun kemudian sejak era awal manusia mengenal bercocok tanam, tepatnya ketika Bangsa Andalusia (sekarang wilayah di Spanyol dan Portugal) mampu mengolah tanah tanah kering dan tandus dengan curah hujan yang minim di daerah tersebut menjadi tanah pertanian yang subur hijau dan menghasilkan produk pertanian bermutu tinggi.

Demikian juga dengan puncak peradaban kedua setelah revolusi pertanian, yaitu dimulai dari ditemukannya metal ribuan tahun silam dan digunakannya metal tersebut sebagai bahan baku pembentuk perkakas dan peralatan penunjang kehidupan manusia. Tonggak dari revolusi metal yang telah dimulai penggunaannya sejak ribuan tahun tersebut baru mengalami puncak momentum Revolusi, tepatnya pada abad ke 19 yang dikenal dalam buku buku sejarah sebagai Revolusi Industri.

Mari kita perhatikan 2 tonggak revolusi yang kita ulas diatas, "Pemenang" revolusi pertama ternyata bukanlah penguasa yang menguasai luasan tanah tanah yang subur, melainkan yang mampu mengolah tanah yang subur maupun yang tidak subur dan mewujudkannya menjadi sumberdaya yang optimal untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumberdaya Manusia. Inilah yang terjadi pada peradaban Andalusia ketika muslim memasuki negeri itu dan mewujudkan Revolusi Pertama dalam tonggak peradaban manusia.

Melalui revolusi pertama, terjadi perubahan radikal dari cara hidup manusia yang semula hidup secara nomaden menjadi tinggal secara menetap dan membangun peradaban berbasis komunitas dengan lebih intensif. Pada Era Andalusia itulah pajak tanah dihapus dan digantikan dengan zakat hasil pertanian, maka pada momentum itulah revolusi pertama dunia , revolusi pertanian terjadi.

Selanjutnya, berselang ratusan tahun kemudian setelah era revolusi pertama tersebut, lahirlah Revolusi kedua yaitu revolusi industri yang sudah dirintis prosesnya menuju revolusi kedua tersebut jauh ribuan tahun sebelumnya sejak manusia mengenal metal. Pada revolusi kedua ini, yaitu revolusi industri, manusia meng-create mesin mesin besar berkapasitas massif sehingga merubah cara orang memproduksi barang dari produksi ritel (satuan) menjadi produksi massal (dalam jumlah/kuantity besar).

Pada era yang kita jalani saat ini, kita dihadapkan pada momentum menuju revolusi dunia yang ke-3. Apa itu revolusi dunia yang ke-3? Revolusi dunia yang ke-3 adalah Revolusi Informasi. Sebagaimana yang kita alami saat ini, kita hidup di era Big Data, dimana informasi terakses ke kita dengan sangat cepat, terbuka, dan mudah. Para pemenang yang mampu survive dalam era revolusi dunia ke-3 ini adalah mereka yang mampu mengelola big data dan menguras kantong konsumen dunia melalui kepiawaian dalam mengelola Big Data.

Banyak yang berpendapat era revolusi dunia yang ke-3 belum terjadi, hal ini ditandai dengan masih terus bertumbuhannya startup yang terkait dengan big data dalam pentas industri informatika dunia.

Berdasarkan estimasi, pengguna jejaring internet akan mencapai 5 miliar pada tahun 2020, hal ini akan menjadi sumberdaya dan inspirasi bagi terjadinya percepatan Revolusi dunia yang ke-3 yaitu Revolusi Informasi.

Dari panjang lebar uraian diatas, tentu Revolusi dunia yang ke-3 bisa menjadi ancaman sekaligus peluang bagi kita semua. Karena sebagaimana kita sadari, negeri kita ,Indonesia merupakan salah satu negeri yang dikaruniai kekayaan akan sumberdaya tanah yang subur, bahan metal yang besar didalam perut buminya, serta besarnya populasi penduduknya yang masuk dalam 5 besar negara berpopulasi penduduk terbanyak. Dalam kacamata Revolusi Informasi, atau Revolusi Big Data, posisi masyarakat di Indonesia sangatlah strategis untuk dapat mengail peluang dalam menjadi bagian dari masyarakat yang berhasil survive melewati tonggak Revolusi ke-3 ini.

Resikonya, apabila kita terlambat dalam merespons dan mempersiapkan diri menghadapi puncak revolusi dunia yang ke-3 ini maka kita akan tertelan dalam ombak revolusi dan hanya berada dalam piramida terbawah dalam revolusi, menjadi konsumen atau sekedar pengikut dan penggembira dari puncak revolusi yang kemungkinan akan mencapai momentumnya dalam era kehidupan kita saat ini.

Sebagai penutup, berikut 3 hal yang harus kita siapkan dalam menghadapi puncak dari revolusi dunia yang ke-3 , yaitu Big Data :

Pertama, fokus untuk meningkatkan kompetensi di bidang apapun sesuai passion yang dimiliki, kemudian online-kan kompetensi anda tersebut dengan target audience yang sesuai dengan kompetensi dan minat anda. Jangan lupa untuk terus update terkait kompetensi bidang Anda seiring dengan perkembangan yang Anda tekuni. salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui web base/applikasi online, contohnya yang penulis lakukan dengan membuat blog ini dengan kekhususan pada konsentrasi obyek tertentu.

Kedua, fokus untuk memberikan nilai tambah (value added) dan menjadi bagian dari jaringan big Data yang saling berbagi, melengkapi, dan terintegrasi secara online.

Ketiga, fokus untuk selalu siap beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, dengan tetap mempertahankan nilai moral (moral value) yang dianut. Karena perubahan tanpa mengindahkan moral dan attitute akan menghasilkan perubahan ke arah yang destruktif dan tidak sejalan dengan semangat perbaikan dalam diri manusia itu sendiri.

Tanpa kesiapan untuk fokus pada 3 hal diatas, maka jangan salahkan diri anda kelak jika hanya menjadi obyek dari revolusi dunia yang ke-3 , masuk menjadi barisan konsumen dan sekedar follower dari para pemain dalam revolusi big data di masa yang akan datang. Wallahu a'lam.


Catatan penulis :
  • Tulisan ini diadaptasi dari artikel dengan topik ulasan pada tema sejenis yang ditulis oleh Blogger Muhaimin Iqbal di link ini.

Friday, June 23, 2017

Ternyata Tindakan Sederhana ini Efektif Menghancurkan Riba secara perlahan, Sudahkah Anda Mengetahuinya?

Jeratan riba/rente adalah sumber dari segala sumber penyebab kemiskinan dan hancurnya kehidupan banyak orang. Ternyata tindakan sederhana ini efektif menghancurkan riba secara perlahan. Sudahkah Anda Mengetahuinya? Yuk kita simak penjelasannya berikut ini...




Pada tulisan sebelumnya di blog ini  telah kita kupas secara tuntas bahwa  uang yang dibuat oleh Bank Sentral dan kita gunakan sehari-hari ternyata berasal dari hutang . Akibatnya,  uang menjadi barang/obyek rente karena sumber pengadaannya yang berasal dari kredit/hutang. Dengan demikian, maka konsekuensinya, setiap orang yang memegang dan mentransaksikan uang Bank baik secara langsung maupun tidak langsung dalam media transaksi ekonomi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam mata rantai riba/rente,sekalipun uang yang didapatkannya melalui jalan usaha yang halal tetaplah tidak bisa membersihkan materi uang yang asal muasal pembuatannya dari sumber rente/kredit yang menjadi pembentuknya.  Hal ini sejalan dengan Sabda Rosulullah yang telah mengingatkan kita lebih dari 14 abad yang lampau, yang kurang lebih berbunyi ;

 "Sungguh akan datang satu jaman di tengah umat manusia, tidak akan ada satupun orang kecuali dia akan makan riba. Jika dia (tidak) memakannya (sekalipun) dia akan terkena asapnya."

Setelah kita mengetahui peringatan Baginda Rasulullah diatas, Beliau SAW juga memberikan kita "kabar baik" nya, yaitu bahwa dijanjikan kelak Riba akan dihancurkan dari muka bumi ini atas ijin Allah dan digantikan dengan disuburkannya sedekah, dengan perumpamaan dihancurkannya riba ini dengan kalimat yang sangat indah berbunyi "hancurnya riba seperti benang yang terlepas dari kainnya. "

Sekedar mengingatkan, bahwa kain berasal dari jalinan antar benang. Dan penyebab rusaknya kain adalah ..istilah jawa nya "mrotol" nya benang pada kain sehingga lama lama kainnya hancur.

Sadarkah kita, melalui analogi tersebut, Rasulullah SAW telah memberi kita clue/kata kunci bagaimana riba hancur dari muka bumi ini? Ya! melalui analogi kain tersebut, Riba hancur karena jalinan benang dalam kain terlepas satu per satu.

Jika riba diibaratkan sebagai sehelai kain, maka untaian benang yang menjalin membentuk kain adalah : Transaksi riba/rente! Dengan demikian, jika kita PUTUS TRANSAKSI nya maka "untaian benang" transaksi transaksi riba/rente akan dengan sendirinya terlepas dari "kain" sistem riba/rente yang selama ini memenjarakan kehidupan kita.

Apa saja transaksi riba/rente? Jawabnya sebanyak transaksi perekonomian yang ada di masyarakat. Mulai dari transaksi jual-beli, transaksi sewa-menyewa, transaksi pinjam-meminjam, transaksi titip-menitip, transaksi pembayaran gaji/upah pekerja, dan lain lain. Namun demikian ada benang merah dari semua transaksi tersebut yang menjadi benang utama penyusun riba/rente ditengah tengah masyarakat...apakah itu?

Salah satu benang merah utama penyusun kain sistem riba/rente adalah UANG!

Selama kita masih bertransaksi menggunakan uang yang diterbitkan melalui mekanisme ribawi oleh Bank Sentral maka selama itulah penjara riba rente akan selalu mengkerangkeng setiap denyut nadi dan nafas kehidupan kita.

Karena itu langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk meruntuhkan sistem riba bisa dimulai dengan MENGURANGI porsi simpanan cadangan uang yang dimiliki dengan cara memindahkan simpanan yang selama ini kita simpan dalam bentuk nominal uang baik berupa saldo uang di bank, saldo uang di media uang elektronik, maupun fisik uang tunai di tangan. Kepemilikan nominal uang yang kita miliki hanya kita pertahankan sesuai dengan tingkat kebutuhan minimum yang diperlukan untuk transaksi kebutuhan pokok yang hanya bisa dilakukan dengan nominal uang Bank.

Lantas setelah kita kurangi porsi simpanan cadangan uang yang dimiliki, dipindahkannya kemana? Sebaik-baik tempat dipindahkan ke sedekah/donasi/sumbangan kepada lembaga layananan kemasyarakatan yang membutuhkan. Setelah sedekah, sebagaimana arahan Rosulullah SAW, beliau sangat tegas mengingatkan agar kita tidak meninggalkan generasi yang lemah akibat tidak adanya warisan ekonomi yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidup generasi pelanjut agar lebih baik. Oleh karena itu, porsi uang simpanan yang terbaik untuk dipindahkan adalah ke bentuk fisik yang setara tunai, yaitu ke bentuk Emas batangan, atau Koin Dinar Emas.

Mengapa fisik koin dinar emas yang sangat kami rekomendasikan sebagai cara sederhana dan efektif dalam menghancurkan riba secara perlahan? Karena perpindahan aset dari uang Bank ke fisik koin Dinar Emas tidak menimbulkan goncangan ekonomi, malah sebaliknya dalam jangka pendek maupun panjang justru meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat yang memegang aset fisik koin dinar emas. Melalui transaksi perpindahan dari nominal uang Bank ke aset fisik koin Dinar Emas ANTAM inilah transaksi ekonomi ritel tetap terjaga pertumbuhannya, karena koin dinar oleh Negara dimasukkan dalam kategori barang jewellery/perhiasan sehingga setiap keping pencetakannya oleh manufaktur memberikan kontribusi langsung kepada pendapatan Negara.

Jika semakin banyak anggota masyarakat yang melakukan tindakan sederhana berupa aksi memindahkan aset uang tunai Bank yang dimiliki di dalam saldo rekening Bank, lipatan dompet, celengan di rumah, dan lipatan dompet ke bentuk fisik koin Dinar Emas , maka tindakan itu akan menyumbang kejatuhan Riba/Rente dalam jangka panjang laksana benang yang terlepas dari kainnya, dikarenakan uang Bank adalah tulang punggung dari transaksi riba/rente. Dengan berpindahnya uang Bank ke bentuk fisik koin Dinar Emas, atau Emas Batangan maka uang kembali lagi kepada fitrahnya sebagai benda yang sepenuhnya memiliki aset ekstrinsik (bernilai dari angka nominal yang tercantum) dan aset intrinsik (bernilai dari fisik materi uangnya) sekaligus.

Jika bukan Anda yang melakukan tindakan sederhana memindahkan aset tabungan uang tunai Bank ke fisik koin Dinar Emas atau Emas Batangan, maka akan ada orang lain yang akan melakukannya. Karena janji Allah dan Rosul-NYA pasti ditepati dan akurat akan terbukti menjadi nyata.

Bencana kemerosotan dan kehancuran nilai dan daya beli uang Bank terhadap barang dan jasa yang berdedar di masyarakat pasti akan terjadi kelak sebagaimana merosotnya daya beli uang kita melalui mekanisme ilmiah yang bernama "inflasi". Semoga kita tidak menjadi bagian dari orang - orang yang menyesal karena terlambat bertindak dalam menyikapi informasi yang diterima. Mari kita amankan aset tabungan masa depan kita ke bentuk fisik Dinar Emas atau Emas Batangan untuk menjaga agar masa depan kita tidak terimbas dari resiko kehancuran daya beli uang Bank, amankan segera dengan bertransaksi pada jaringan distribusi Dinar Emas terdekat dari tempat tinggal kita. 

Disclaimers :
  • Meskipun tulisan ini dibuat oleh penulis dengan sangat hati - hati berdasarkan data terbatas yang dimiliki oleh penulis,namun tulisan ini hanyalah opini/pendapat pribadi penulis.
  • Sangat disarankan untuk membaca tulisan penulis sebelumnya terkait dengan tulisan ini, di link artikel ini, dan ini.
  • Penulis tidak bertanggungjawab atas segala resiko yang timbul dari digunakannya tulisan ini sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

























Sungguh akan datang satu zaman di tengah umat manusia, tidak ada satupun orang kecuali dia akan makan riba. Jika dia memakannya, dia akan terkena asapnya.

Read more http://pengusahamuslim.com/5433-hadis-debu-riba.html

Saturday, April 1, 2017

Astaghfirulloh, Ternyata Uang Berasal dari Riba Rente, Ini Penjelasannya!

Riba/rente adalah salah satu kejahatan yang masuk dalam jajaran dosa besar dan sangat tercela, sedemikian tercela-nya bahkan dalam Islam kejahatan ini disejajarkan dengan kejahatan yang setara dengan menzinahi Ibu kandung sendiri, na'udzubillah! Begitu beratnya kejahatan riba/rente, namun sadarkah kita jika uang bank alias uang Rupiah (uang fiat) yang saat ini beredar dan kita gunakan sebagai alat transaksi ekonomi sehari-hari ternyata berasal dari riba/rente? Ini penjelasannya...

Uang (money) yang selama ini kita pahami secara umum adalah lambang dari kekayaan (wealth). Berdasarkan pemahaman tersebut, maka dengan memiliki uang, kita dapat membeli berbagai barang dan jasa yang ada di masyarakat. Mayoritas orang bahkan memandang uang itu sendiri adalah sebagai wujud sejati dari kekayaan, sehingga menguatlah persepsi bahwa Money = Wealth. Masalahnya, ternyata tidak seperti itu.

Kekayaan yang berwujud berupa barang/benda yang diproduksi, berbagai jenis jasa yang ditawarkan, keahlian dibidang tertentu, dan sejenisnya tidak dapat disamakan dengan uang. Mayoritas masyarakat tidak pernah mendapatkan informasi yang jujur bahwa Uang tercipta saat Bank menciptakan kredit. Lho, kok bisa ya uang diciptakan dari kredit? Begini penjelasannya, masyarakat selama ini memahami uang bisa muncul di masyarakat adalah melalui proses kegiatan ekonomi dan usaha yang berinteraksi serta bersaing dengan adil sehingga melalui proses itulah uang muncul dan tercipta di tengah tengah masyarakat, bener begitu kan pikiran kita selama ini?

Namun dalam era ekonomi ber basis perbankan dewasa ini, uang yang sesungguhnya adalah KREDIT! 
Ini fakta mengerikan yang kita abaikan. Apa dasar dari faktanya? Satu-satunya Otoritas tunggal yang memiliki hak untuk mencetak uang adalah : Bank Sentral, dan di Indonesia, otoritas yang memiliki kewenangan tunggal memerintahkan penerbitan setiap sen uang Rupiah adalah Bank Indonesia. Dimana Bank Indonesia adalah anggota dari Bank Dunia, dan terikat dengan sistem dan aturan Perbankan International, dimana dalam hal pengaturan supply uang menganut Debt Base Money System, yaitu Sistem Uang ber basis Kredit. Berdasarkan sistem DBS inilah, setiap per satu-an nominal Rupiah yang pertama kali dipasok ke tengah tengah masyarakat adalah didasarkan atas skema kredit melalui jaringan sistem Perbankan. 

Perhatikan kata kuncinya : Uang Rupiah muncul pertama kali melalui sistem perbankan di Indonesia melalui skema kredit. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan  Debt Base Money System, dimana Uang Rupiah  di suplai mengalir dari sistem perbankan ke tengah tengah masyarakat melalui proses penerbitan kredit. Dan kaidah dasar yang berlaku dalam kredit perbankan adalah : Bank hanya menciptakan uang dalam bentuk kredit (hutang), dimana mereka meminta pengembalian lebih daripada yang mereka berikan (kredit + bunga/biaya jasa). 

Lantas, Siapa masyarakat yang dapat mengakses suplai satuan demi satuan nominal Rupiah pertama kali dari sistem perbankan? bisa siapa saja! semua masyarakat Indonesia baik perorangan maupun institusi/kelembagaan dapat menjadi pihak pertama yang ada di tier 1 penerima supply uang Rupiah dari sistem perbankan, asalkan bersedia menerima dan kredibel/lulus verifikasi sistem perbankan sebagai pihak yang dinilai mampu menanggung serta membayarkan kembali kredit yang diberikan beserta bunganya. Maka jangan heran jika arus uang tunai Rupiah dewasa ini makin beredar dalam jumlah besar di masyarakat seiring dengan gencarnya aktifitas suplai uang dari jaringan perbankan di Indonesia hingga ke ranah micro credit, meng-kredit kan handphone, perabot rumah tangga, properti, kendaraan, dll, karena hanya melalui jalan kredit lah uang Rupiah dapat terpasok deras dari saldo komputer perbankan ke tangan masyarakat.

Jadi tidak peduli seberapa halal bisnis dan profesi Anda, seberapa bebas-nya Anda dari jeratan hutang riba rente, serta seberapa hati-hati nya Anda agar tidak terpapar oleh Riba/Rente, namun selama basis aset Anda ber basis nominasi uang Rupiah, USD, atau uang Bank sejenisnya yang berasal dari kreasi penciptaan sistem perbankan maka Anda masih menjadi bagian dari masyarakat yang terpapar Riba/ Rente disebabkan karena asal muasal dari uang Rupiah yang kita terima dan gunakan untuk transaksi ekonomi adalah berasal dari riba/rente berdasarkan Debt Base Money System yang dianut oleh Bank Indonesia selaku otoritas tunggal yang memiliki kuasa penerbitan uang Rupiah.

Sebagai penutup, setelah kita mengetahui secuil keyataan bahwa uang Rupiah yang selama ini kita gunakan sebagai alat transaksi ekonomi ternyata berasal dari riba/rente lantas apa yang harus kita lakukan? Yang pertama harus kita lakukan adalah, istighfar kepada Allah. Memohon ampunan dan mohon diberikan petunjuk jalan agar dapat memisahkan mana aktifitas transaksi muamalah yang haq dan yang bathil agar kita dapat bergegas memperbaiki diri. Kedua, pelan - pelan memisahkan aset yang haq dan yang bathil, melalui transaksi dari tangan ke tangan secara tunai. Ini mungkin bagian yang tersulit-nya. Namun tidak ada yang sulit jika kita berusaha dengan sungguh - sungguh untuk berhijrah ke jalan yang diridhoi Allah.

Wallahu a'lam.

Wednesday, March 22, 2017

Jangan Memaksakan Beli Dinar Emas jika Uang Tabungan Anda Terbatas, Ini Akibatnya ...

Segala sesuatu yang dipaksakan seringkali berakhir dengan tidak baik, pun demikian jika kita "memaksakan diri" untuk hijrah memindahkan uang tabungan Rupiah yang dimiliki ke bentuk Dinar Emas, terutama jika dana tabungan Rupiah yang kita miliki jumlahnya terbatas. Lantas apa akibatnya jika kita memaksakan diri memindahkan saldo Rupiah kita yang jumlahnya minim ke fisik Dinar Emas? Ini akibatnya ...
 

Pemilik tabungan dengan dana minim yang memaksakan dirinya untuk menukarkan dana tunai Rupiah-nya ke Dinar Emas akan beresiko menukarkan kembali Dinar yang dimilikinya ke Rupiah dalam jangka pendek (short exchange). Penjelasannya begini, bisa jadi yang bersangkutan tidak berniat untuk mencairkan kembali Dinar Emas yang dimilikinya ke bentuk Rupiah, namun karena kendala keterdesakan ekonomi dimana simpanan uang tunainya berjumlah terbatas maka ketika terjadi sedikit saja guncangan kebutuhan ekonomi yang mendesak harus ditunaikan  mau tidak mau prioritas tabungan yang dikorbankan adalah koin Dinar emas yang dimilikinya!

Nah disinilah pokok persoalannya. Masalah utama sesungguhnya ada pada daya beli uang Rupiah terhadap Dinar dimana Rupiah memiliki daya beli yang rapuh dan ber-fluktuatif macam gelombang air (harga naik - turun).  Sedangkan disisi lain,  ada selisih antara harga jual dan harga beli kembali (buyback) Dinar Emas dalam nominal Rupiah dengan spread/selisih sebesar 4%. Maka tindakan menjual kembali Dinar yang dimilikinya akan berpotensi menggerus dana tabungannya. Hal ini sejalan dengan tulisan kami sebelumnya tentang keputusan membeli Dinar bahwa nilai koin Dinar pada hakikatnya dari masa ke masa adalah TETAP.

Realitas jebakan keterdesakan ekonomi yang mendorong aksi short exchange koin Dinar Emas ke Rupiah sesuai cerita diatas seringkali penulis jumpai dalam aktifitas keagenan Dinar sehari-hari, dimana masih banyak masyarakat yang terdesak dalam transaksi jangka pendek dan melepas kembali koin Dinar Emas nya demi menunaikan biaya keperluan hidup karena terbatasnya "margin of safety" alias dana tunai darurat untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang datang se waktu-waktu.

Lantas bagaimana mensiasati keterbatasan dana tunai tabungan kita agar juga dapat dipindahkan ke bentuk Dinar Emas? Caranya adalah dengan berikhtiar mencari ridho Allah dan berupaya mengoptimalkan dana tunai yang dimiliki untuk digunakan ke jalan sedekah, dan bisnis/perniagaan atas produk/jasa yang halal dan profesional. Karena hanya melalui jalan itulah hijrah ekonomi-nya orang - orang yang beriman dari ekonomi berbasis ribawi yang bersandarkan mata uang Bank (Rupiah) menuju ekonomi yang terbebas dari riba ber basis Dinar Emas dapat terwujud. Sebab, Dinar Emas sebagai investasi hanyalah Nomor 2. Yang Nomor 1 adalah Bisnis yang dikelola secara profesional oleh pengelola yang amanah. Karena itu, mari kita tingkatkan kreatifitas dengan semaksimal mungkin, agar bumi Allah yang luas ini dapat dimaksimalkan untuk sepenuhnya kesejahteraan manusia secara berkeadilan. Wallahu a'lam.

Ternyata ini Lokasi untuk Jual Beli Dinar Emas di Bogor, Warga Bogor Mungkin Sering Melewatinya

Seperti yang sudah kita ketahui pada artikel yang kami posting di blog ini sebelumnya, bahwa transaksi Jual - Beli Dinar Emas ANTAM sebaiknya dilakukan secara "yadan bi yadin" alias kontan, atau yang biasa kita kenal dengan istilah "COD" (Cash on Delivery).

Oleh karena itu, untuk melengkapi informasi mengenai dimana pembaca situs ini bisa bertransaksi Cash on Delivery (COD) untuk Jual - Beli Dinar Emas ANTAM dengan kami selaku pengelola Blog Jual Dinar Bogor, maka sesuai judul artikel ini, lokasi ketemuan yang bisa kami layani untuk transaksi COD dengan Anda saat ini tersedia 2 lokasi, yang Pertama ; di Kantor Marketing Bukit Cimanggu City Bogor yang link google map nya bisa anda cek di sini.



keterangan foto : Gerbang Masuk Bukit Cimanggu City

Dan alternatif lokasi COD yang kedua di Stasiun Commuter Line Cilebut : ini link google maps-nya.

keterangan foto : Pertigaan Stasiun Cilebut - Bogor


Untuk permintaan Transaksi COD Pembelian/ Penjualan Dinar Emas ANTAM, silahkan terlebih dahulu mengisi formulir di link ini.



keterangan foto :
Dinar Emas ANTAM yang berasal channel distribusi jaringan Gerai Dinar Group

Catatan : Untuk transaksi COD Penjualan  Dinar Emas, Pemohon WAJIB menginformasikan kwitansi/nota asal pembelian Dinar-nya kepada kami. dan hanya kwitansi/nota pembelian yang berasal dari jaringan keagenan Gerai Dinar yang saat ini  kami prioritaskan untuk layani pembelian kembali Dinar Emas-nya.

Insha Allah buat para Pembaca yang berdomisili tinggal di BOGOR tentunya tidak asing lagi dengan lokasi Bukit Cimanggu City yang beralamat di Jalan Raya Baru (Jl. Prof Soleh Solahuddin), dan Stasiun Commuter Line Cilebut ya?

Untuk pembaca lainnya yang berlokasi di luar Bogor dan belum ada agen Dinar Emas terdekat di lokasi tempat tinggal Anda , Anda bisa mempertimbangkan untuk bertransaksi via Marketplace Tokopedia : merchant Tokopedia kami bisa dikunjungi di link ini.
 
Namun sekali lagi, seperti yang sudah kami ingatkan di tulisan kami sebelumnya , sebaiknya utamakan bertransaksi Dinar ANTAM secara kontan dari tangan ke tangan alias yadan bi yadin , atau yang lebih kita kenal dengan istilah COD (Cash on Delivery).

Wallau a'lam.

Tuesday, March 21, 2017

Kenapa Transaksi Dinar Emas Sebaiknya Harus COD?

Tahukah Anda mengapa transaksi Jual - Beli Dinar Emas SEBAIKNYA dilakukan secara tunai dari tangan ke tangan, atau yang lazim  kita kenal dengan istilah "Cash on Delivery" (COD)? Mari kita simak ulasannya berikut ini.

Transaksi jual beli Dinar Emas merupakan buah dari pertimbangan final calon pembeli  dalam memutuskan membeli Dinar Emas, yaitu setelah sang calon pembeli menuntaskan prioritas yang harus ditunaikan terlebih dahulu terkait dengan kewajibannya terhadap orang lain di dalam harta yang dimilikinya sebelum melakukan pembelian Dinar Emas. Maka setelah kedua aspek tersebut selesai dilewati, tahap selanjutnya adalah ke tahap paling krusial dalam menapaki jalan hijrah ke ekonomi ber basis Dinar Emas, yaitu melakukan transaksi pembelian Dinar Emas. 

Kenapa tahap transaksi Dinar Emas adalah tahapan paling krusial? jawabnya adalah, karena dalam transaksi jual - beli Dinar Emas terdapat risiko tergelincir ke dalam transaksi riba dan ghoror (spekulatif) yang justru harus kita hindari.

Dimana letak ghoror dan riba nya? Berikut penjelasan praktis sederhananya. 
Jika Anda perhatikan di sudut kanan blog ini, Anda akan melihat kotak seperti picture dibawah ini : 

Picture tersebut merupakan algoritma harga Dinar Emas dan Dirham Perak ter update saat Anda mengunjungi situs ini. Untuk dapat Anda ketahui, bahwa algoritma harga tersebut ter update secara otomatis setiap 6 (Enam) jam sekali, yaitu : 06.30 WIB, 12.30 WIB, 18.30 WIB, dan 00.30 WIB. 

Maka jelaslah berdasarkan update harga setiap 6 jam tersebut  kita mengetahui betapa berfluktuasi atau berubah-ubahnya harga Dinar Emas terhadap Rupiah, dimana harga bisa naik dibanding sessi sebelumnya, namun juga bisa turun. Artinya, ketika transaksi jual beli dilakukan secara tidak tunai dan tidak berlangsung seketika dari tangan ke tangan (Cash on Delivery) maka dapat dipastikan salah satu pihak diantara Pembeli dan Penjual akan dirugikan karena terdapatnya fluktuasi harga selama proses serah terima fisik Dinar Emas-nya dari penjual ke pembeli. 

Rekomendasi melakukan transaksi jual beli Dinar Emas secara tunai dari tangan ke tangan mengacu pada Sabda Rasulullah Muhammad SAW, sbb ;
 
dari Ubadah bin Shamit radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

الذَّهبُ بالذَّهبِ . والفضَّةُ بالفِضَّةِ . والبُرُّ بالبُرِّ . والشعِيرُ بالشعِيرِ . والتمْرُ بالتمْرِ . والمِلحُ بالمِلحِ . مِثْلًا بِمِثْلٍ . سوَاءً بِسَواءٍ . يدًا بِيَدٍ . فإذَا اخْتَلَفَت هذهِ الأصْنَافُ ، فبيعوا كيفَ شئْتُمْ ، إذَا كانَ يدًا بِيَدٍ

“emas dengan emas, perak dengan perak, burr dengan burr, sya’ir dengan sya’ir, tamr dengan tamr, garam dengan garam, kadarnya harus semisal dan sama, harus dari tangan ke tangan (kontan). Jika jenisnya berbeda, maka juallah sesuka kalian, selama dilakukan dari tangan ke tangan (kontan)” (HR. Al Bukhari, Muslim no. 1587, dan ini adalah lafadz Muslim).

Dalam hadist diatas ada frasa kalimat "yadan bi yadin" yang berarti "dari tangan ke tangan" alias kontan. Istilah "yadan bi yadin" disini dimaknai sebagai : transaksi real time dimana pembeli membayar lunas kepada penjual dan penjual menyerahkan fisik barangnya disaat yang sama. 

Untuk penjelasan lebih lengkapnya mengenai transaksi jual beli Emas/ Dinar Emas secara kontan di majelis akad jual beli yang sama waktunya (real time) bisa Anda pelajari salah satunya di link ini.

Maka atas dasar itulah, kecuali dalam situasi darurat dimana pembeli terpaksa harus bertransaksi dengan penjual di daerah yang berlokasi jauh dikarenakan di daerah tempat tinggal pembeli tidak ada agen/distributor yang melayani transaksi Dinar Emas maka transaksi tidak tunai dapat dipertimbangkan untuk dijadikan alternatif transaksi jual beli dengan ketentuan yang ketat yaitu melalui marketplace/ perantara transaksi sehingga dana transaksi pembelian baru diterima penjual saat fisik dinar emas sudah benar benar diterima oleh pembeli.

Namun demikian, saran dari penulis SEBAIKNYA, usahakan sekuat tenaga untuk bertransaksi Dinar Emas secara tunai dan real time (di waktu dan tempat yang sama bertemu dengan penjual) dengan bertransaksi dari tangan ke tangan.

Usahakan terlebih dahulu untuk mencari agen/distributor terdekat dari lokasi tempat tinggal Anda dan prioritaskan untuk bertransaksi real time COD (Cash on Delivery).

Adapun pilihan untuk bertransaksi Dinar Emas secara tidak langsung melalui marketplace adalah pilihan kedua jika memang sudah benar-benar sudah di cek tidak ada agen/distributor yang terjangkau di sekitar tempat tinggal Anda.  

Namun harap dicatat sekali lagi, menurut penulis sebaik-baik transaksi jual - beli Dinar Emas adalah secara kontan alias Cash on Delivery (COD). Jika Anda tidak mendapati adanya Agen/Distributor Dinar Emas terdekat di tempat tinggal Anda, maka Anda bisa bersabar dan berikhtiar memohon ridho Allah, dan berinisiatif untuk menjadi pioneer yang merintis keagenan distribusi fisik Dinar Emas dilokasi tempat tinggal Anda.

Adapun mengenai transaksi kedaruratan dengan menggunakan sarana pihak ke-3 melalui marketplace saat ini telah penulis lakukan demi memenuhi permintaan transaksi Dinar Emas sesuai permintaan teman - teman netter yang terkoneksi dengan penulis dan kebetulan bertempat tinggal di luar pulau/ luar kota yang didaerahnya tidak ada agen/distributor Dinar Emas. Pembaca bisa mengunjungi merchant penulis di Tokopedia pada link ini.  

Semoga bermanfaat, Wallahu a'lam.



dari Ubadah bin Shamit radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
الذَّهبُ بالذَّهبِ . والفضَّةُ بالفِضَّةِ . والبُرُّ بالبُرِّ . والشعِيرُ بالشعِيرِ . والتمْرُ بالتمْرِ . والمِلحُ بالمِلحِ . مِثْلًا بِمِثْلٍ . سوَاءً بِسَواءٍ . يدًا بِيَدٍ . فإذَا اخْتَلَفَت هذهِ الأصْنَافُ ، فبيعوا كيفَ شئْتُمْ ، إذَا كانَ يدًا بِيَدٍ
emas dengan emas, perak dengan perak, burr dengan burr, sya’ir dengan sya’ir, tamr dengan tamr, garam dengan garam, kadarnya harus semisal dan sama, harus dari tangan ke tangan (kontan). Jika jenisnya berbeda, maka juallah sesuka kalian, selama dilakukan dari tangan ke tangan (kontan)” (HR. Al Bukhari, Muslim no. 1587, dan ini adalah lafadz Muslim).


Sumber: http://muslim.or.id/24811-hukum-jual-beli-emas-secara-online.html
dari Ubadah bin Shamit radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
الذَّهبُ بالذَّهبِ . والفضَّةُ بالفِضَّةِ . والبُرُّ بالبُرِّ . والشعِيرُ بالشعِيرِ . والتمْرُ بالتمْرِ . والمِلحُ بالمِلحِ . مِثْلًا بِمِثْلٍ . سوَاءً بِسَواءٍ . يدًا بِيَدٍ . فإذَا اخْتَلَفَت هذهِ الأصْنَافُ ، فبيعوا كيفَ شئْتُمْ ، إذَا كانَ يدًا بِيَدٍ
emas dengan emas, perak dengan perak, burr dengan burr, sya’ir dengan sya’ir, tamr dengan tamr, garam dengan garam, kadarnya harus semisal dan sama, harus dari tangan ke tangan (kontan). Jika jenisnya berbeda, maka juallah sesuka kalian, selama dilakukan dari tangan ke tangan (kontan)” (HR. Al Bukhari, Muslim no. 1587, dan ini adalah lafadz Muslim).


Sumber: http://muslim.or.id/24811-hukum-jual-beli-emas-secara-online.html

Sunday, March 19, 2017

Jangan Beli Dinar Emas Sebelum Menyelesaikan Hal ini

Keputusan membeli Dinar Emas memiliki konsekuensi dan risiko yang harus ditanggung oleh orang yang membelinya. Namun ada hal penting yang harus tuntas kita selesaikan terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian Dinar Emas. Apa itu? Mari kita bahas bersama berikut ini.


Pada artikel sebelumnya, saya telah mengulas tentang pertimbangan yang keliru saat memutuskan membeli Dinar Emas. Pembahasan tersebut penting karena segala keputusan yang dibuat oleh manusia terjadi karena adanya pertimbangan. Bayangkan, betapa mengerikannya pertimbangan yang keliru, selain menyebabkan hasil dari tindakan yang dilakukan menjadi salah kaprah dan tidak sesuai dengan tujuan baik yang terkandung didalamnya, namun lebih dari itu. Saat banyak orang memutuskan membeli Dinar Emas untuk tujuan mencari keuntungan dari selisih harga di masa yang akan datang ...maka sesuatu yang fatal terjadi menimpa pelakunya, yaitu ; tergelincir pada aktifitas yang mengarah kepada kesibukan berspekulasi (ghoror) sehingga merusak keberkahan dari aktifitas kita atas transaksi Dinar Emas tersebut.

Ok, berdasarkan tulisan saya sebelumnya di sini , pembaca sudah paham kata kunci dari tujuan mengapa kita perlu untuk membeli Dinar Emas, yaitu sepenuhnya semata-mata diniatkan untuk hijrah dari sistem keuangan yang zalim dan rente ke sistem keuangan yang berkeadilan serta bebas dari riba, maisyir, dan ghoror.  Namun demikian, memiliki pemahaman yang sempurna untuk berhijrah membeli Dinar Emas saja ternyata TIDAK CUKUP, dan tidak serta merta membebaskan Anda untuk leluasa membeli Dinar Emas.

Mengapa demikian? Karena dalam setiap sen uang yang ada ditangan Anda terdapat hak milik orang lain. Dan hak milik orang lain yang utama harus anda dahulukan tersebut adalah HUTANG. Jika Anda telah memiliki pertimbangan dan keputusan yang bulat untuk berhijrah ke sistem keuangan yang adil ber basis kan Dinar Emas, maka tahan keinginan Anda untuk segera membeli Dinar sebelum benar benar melunasi kewajiban Hutang kepada orang lain. Jangan sampai terjadi hal yang paradoksal dimana Anda bisa beli Dinar Emas tapi punya hutang.

Singkat kata, uang yang Anda belanjakan untuk membeli Dinar Emas haruslah merupakan free money (uang yang bebas), yaitu uang yang sepenuhnya Anda miliki dan memenuhi kewajibannya atas hak orang lain yang ada didalamnya. Jika Anda memaksakan diri membeli Dinar Emas dengan uang yang masih terdapat hak orang lain didalamnya, maka ada risiko berkurang/hilangnya keberkahan atas transaksi tersebut.

Semoga Allah melindungi kita dari setiap transaksi yang jahil dan tidak berkah. Aamiin.

"Lebih baik Tidak Punya Dinar Emas tapi Hutang LUNAS, daripada bisa beli Dinar Emas tapi HUTANG tak terbayar"

 







Saturday, March 18, 2017

Inilah Pertimbangan Keliru Saat Memutuskan Membeli Dinar Emas

Dinar merupakan koin Emas yang saat ini menjadi salah satu alternatif dalam investasi di kalangan masyarakat muslim Indonesia. Selain tujuan utamanya sebagai alternatif investasi, Koin dengan berat 4,25 gram dan kadar emas 22 karat ini juga marak digunakan sebagai mahar nikah,  sedekah, hadiah, dan pembayaran zakat. Namun demikian, masih banyak masyarakat yang memiliki pertimbangan keliru saat memutuskan membeli Dinar Emas. Apa tuh pertimbangan keliru yang paling umum ada dibenak masyarakat saat memutuskan membeli Dinar Emas? Here we go ..

Pertimbangan paling sumir dan keliru dalam keputusan membeli Dinar Emas adalah  "membeli  dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan harganya di masa depan."

Argumen tersebut merupakan jawaban spontan dari mayoritas orang saat ditanya kenapa memutuskan membeli Dinar, dan hal tersebut sah sah saja. Siapa sih manusia yang gak mau untung dalam setiap transaksi ekonomi yang dia lakukan? karena memang salah satu sifat dasar manusia adalah homo economicus, alias mahluk ekonomi yang menyandarkan pertimbangan rasional berdasarkan untung - rugi. Namun dalam konteks Dinar Emas, pertimbangan "cari untung" bukan saja pertimbangan yang keliru, melainkan salah kaprah. Kenapa demikian?

Berikut adalah tabel history "harga" 1 koin Dinar Emas dalam mata uang Rupiah yang saya kutip dari laman Gerai Dinar hari Sabtu, 18 Maret 2017 :
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa : "harga" Dinar Emas terhadap mata uang Rupiah mengalami apresiasi (kenaikan nilai) dalam jangka panjang, yaitu terapresiasi 8.91% dalam setahun terakhir serta terapresiasi 374,75% nilainya dalam 10 tahun terakhir. Namun apakah sejatinya benar demikian? Yes, jika patokannya adalah tabel diatas maka pertimbangan "cari untung" dari beli dinar emas mendapatkan justifikasi/ pembenarannya, karena yang dilihat adalah dalam kacamata nilai Rupiah-nya, bukan dari kaca mata 1 koin Dinar Emas yang jadi pokok persoalan.  Artinya? jika kita amati secara jeli tabel diatas maka kita ketahui bahwa yang bermasalah adalah timbangannya , dalam hal ini adalah mata uang Rupiah-nya yang daya belinya tergerus dari waktu ke waktu.. bukan di Dinar Emas nya. Nilai Dinar Emas nya sendiri bagaimana? ya tetap! 

Jika Rupiah nya yang bermasalah bagaimana caranya agar kita mendapatkan alat ukur yang setimbang dengan Dinar Emas? Ok, good question. Jawabnya adalah dengan "menimbang" Dinar Emas terhadap Komoditi Riil seperti Pisang, dan minyak mentah sesuai analisa link berikut. Berdasarkan link tersebut, Emas sebagai bahan baku Dinar Emas memiliki korelasi nilainya terhadap komoditi berupa Pisang dan Minyak bumi. Berikut resume kutipan dari link tersebut : 

pada tahun 1985 untuk membeli 1 ton pisang dibutuhkan emas seberat 0.86 troy ounce, saat ini tiga puluh tahun kemudian – 1 ton pisang tetap bisa dibeli dengan 0.86 troy ounce emas. Untuk harga minyak malah emas jauh lebih perkasa, bila pada tahun 1985 diperlukan 0.09 troy ounce untuk membeli 1 barrel minyak, kini hanya dibutuhkan kurang dari separuhnya atau hanya 0.04 troy ounce.

 Do You Know that? apa artinya? Artinya adalah ..harga Emas,.. harga Dinar Emas itu dari waktu ke waktu  ... nilai/daya belinya adalah SAMA, alias TETAP. Se keping koin Dinar Emas pada jaman Nabi Muhammad SAW 1400 tahun yang lalu daya beli nya relatif sama dengan hari ini, yaitu sama sama cukup untuk membeli seekor kambing kurban dengan kualitas yang sepadan.

Saat kita menyandarkan Rupiah sebagai patokan, maka kenaikan harga koin Dinar Emas dalam Rupiah adalah kenaikan yang semu dan menyesatkan.

Karena itulah, kami selaku Agen Resmi distribusi Dinar Emas yang terafiliasi dengan jaringan Gerai Dinar sebagaimana dikutip dari link , lebih mengutamakan aspek edukasi ketimbang jual - beli Dinar Emas, dan bertindak sebagai : 
"mitra edukasi ke masyarakat tentang system keuangan yang adil, tentang proteksi nilai, tentang mendorong usaha sektor riil dan mendorong untuk menyebarkan pemikiran positif di masyarakat yang sejalan dengan nilai-nilai ke-Islaman."

Sebagai mitra distribusi Dinar Emas ,

Fokus utama kami adalah edukasi ke masyarakat agar publik paham nilai-nilai tersebut diatas lebih dahulu sebelum membuat masyarakat memutuskan untuk membeli Dinar Emas. Bagi kami masyarakat yang paham – meskipun tidak membeli Dinar Emas, lebih kami utamakan ketimbang masyarakat membeli Dinar Emas namun tidak memahami esensinya atau memahaminya secara salah.

So, mari kita perbaiki niat, dan pertimbangan yang jernih dalam memutuskan membeli Dinar Emas agar tidak terjerumus dalam persepsi yang keliru menjadikan Dinar sebagai sarana untuk mengambil keuntungan semu dari selisih kenaikan harga beli dan jual dari sisi Rupiah di masa yang akan datang.

Sebagai penutup, "Jadi apa pertimbangan yang tepat terkait keputusan untuk membeli Dinar Emas? Jawabnya sederhana, Niatkan membeli Dinar Emas sebagai sarana untuk hijrah semata-mata demi meraih Ridho Allah, agar terbebas dari belenggu kezaliman uang Bank yang berbasis riba rente. Wallahu a'lam.