Saturday, June 24, 2017

Siapkah kita menghadapi Revolusi Dunia yang ke-3?

Ancaman terbesar sekaligus peluang/tantangan bagi manusia kedepannya adalah ketidakmampuannya dalam beradaptasi menghadapi era revolusi dunia yang ke-3. Apa itu revolusi dunia ke-3? Siapkah kita menghadapinya? Tulisan berikut ini akan mengulas apa dan bagaimana revolusi dunia yang ke-3, serta hal hal apa yang harus kita persiapkan agar dapat survive menghadapi puncak revolusi tersebut. OK, here We go ...


Manusia hingga saat ini telah melewati 2 puncak peradaban sepanjang sejarah eksistensinya di muka bumi. Puncak peradaban pertama adalah ketika manusia berpindah kuadran dari kehidupan berburu menjadi kehidupan agraris : mengolah tanah serta menanaminya dengan tanam tanaman yang diperlukan untuk keperluan kehidupannya, serta menjinakkan hewan liar menjadi hewan ternak. Puncak pertama peradaban agraris baru terjadi ribuan tahun kemudian sejak era awal manusia mengenal bercocok tanam, tepatnya ketika Bangsa Andalusia (sekarang wilayah di Spanyol dan Portugal) mampu mengolah tanah tanah kering dan tandus dengan curah hujan yang minim di daerah tersebut menjadi tanah pertanian yang subur hijau dan menghasilkan produk pertanian bermutu tinggi.

Demikian juga dengan puncak peradaban kedua setelah revolusi pertanian, yaitu dimulai dari ditemukannya metal ribuan tahun silam dan digunakannya metal tersebut sebagai bahan baku pembentuk perkakas dan peralatan penunjang kehidupan manusia. Tonggak dari revolusi metal yang telah dimulai penggunaannya sejak ribuan tahun tersebut baru mengalami puncak momentum Revolusi, tepatnya pada abad ke 19 yang dikenal dalam buku buku sejarah sebagai Revolusi Industri.

Mari kita perhatikan 2 tonggak revolusi yang kita ulas diatas, "Pemenang" revolusi pertama ternyata bukanlah penguasa yang menguasai luasan tanah tanah yang subur, melainkan yang mampu mengolah tanah yang subur maupun yang tidak subur dan mewujudkannya menjadi sumberdaya yang optimal untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumberdaya Manusia. Inilah yang terjadi pada peradaban Andalusia ketika muslim memasuki negeri itu dan mewujudkan Revolusi Pertama dalam tonggak peradaban manusia.

Melalui revolusi pertama, terjadi perubahan radikal dari cara hidup manusia yang semula hidup secara nomaden menjadi tinggal secara menetap dan membangun peradaban berbasis komunitas dengan lebih intensif. Pada Era Andalusia itulah pajak tanah dihapus dan digantikan dengan zakat hasil pertanian, maka pada momentum itulah revolusi pertama dunia , revolusi pertanian terjadi.

Selanjutnya, berselang ratusan tahun kemudian setelah era revolusi pertama tersebut, lahirlah Revolusi kedua yaitu revolusi industri yang sudah dirintis prosesnya menuju revolusi kedua tersebut jauh ribuan tahun sebelumnya sejak manusia mengenal metal. Pada revolusi kedua ini, yaitu revolusi industri, manusia meng-create mesin mesin besar berkapasitas massif sehingga merubah cara orang memproduksi barang dari produksi ritel (satuan) menjadi produksi massal (dalam jumlah/kuantity besar).

Pada era yang kita jalani saat ini, kita dihadapkan pada momentum menuju revolusi dunia yang ke-3. Apa itu revolusi dunia yang ke-3? Revolusi dunia yang ke-3 adalah Revolusi Informasi. Sebagaimana yang kita alami saat ini, kita hidup di era Big Data, dimana informasi terakses ke kita dengan sangat cepat, terbuka, dan mudah. Para pemenang yang mampu survive dalam era revolusi dunia ke-3 ini adalah mereka yang mampu mengelola big data dan menguras kantong konsumen dunia melalui kepiawaian dalam mengelola Big Data.

Banyak yang berpendapat era revolusi dunia yang ke-3 belum terjadi, hal ini ditandai dengan masih terus bertumbuhannya startup yang terkait dengan big data dalam pentas industri informatika dunia.

Berdasarkan estimasi, pengguna jejaring internet akan mencapai 5 miliar pada tahun 2020, hal ini akan menjadi sumberdaya dan inspirasi bagi terjadinya percepatan Revolusi dunia yang ke-3 yaitu Revolusi Informasi.

Dari panjang lebar uraian diatas, tentu Revolusi dunia yang ke-3 bisa menjadi ancaman sekaligus peluang bagi kita semua. Karena sebagaimana kita sadari, negeri kita ,Indonesia merupakan salah satu negeri yang dikaruniai kekayaan akan sumberdaya tanah yang subur, bahan metal yang besar didalam perut buminya, serta besarnya populasi penduduknya yang masuk dalam 5 besar negara berpopulasi penduduk terbanyak. Dalam kacamata Revolusi Informasi, atau Revolusi Big Data, posisi masyarakat di Indonesia sangatlah strategis untuk dapat mengail peluang dalam menjadi bagian dari masyarakat yang berhasil survive melewati tonggak Revolusi ke-3 ini.

Resikonya, apabila kita terlambat dalam merespons dan mempersiapkan diri menghadapi puncak revolusi dunia yang ke-3 ini maka kita akan tertelan dalam ombak revolusi dan hanya berada dalam piramida terbawah dalam revolusi, menjadi konsumen atau sekedar pengikut dan penggembira dari puncak revolusi yang kemungkinan akan mencapai momentumnya dalam era kehidupan kita saat ini.

Sebagai penutup, berikut 3 hal yang harus kita siapkan dalam menghadapi puncak dari revolusi dunia yang ke-3 , yaitu Big Data :

Pertama, fokus untuk meningkatkan kompetensi di bidang apapun sesuai passion yang dimiliki, kemudian online-kan kompetensi anda tersebut dengan target audience yang sesuai dengan kompetensi dan minat anda. Jangan lupa untuk terus update terkait kompetensi bidang Anda seiring dengan perkembangan yang Anda tekuni. salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui web base/applikasi online, contohnya yang penulis lakukan dengan membuat blog ini dengan kekhususan pada konsentrasi obyek tertentu.

Kedua, fokus untuk memberikan nilai tambah (value added) dan menjadi bagian dari jaringan big Data yang saling berbagi, melengkapi, dan terintegrasi secara online.

Ketiga, fokus untuk selalu siap beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, dengan tetap mempertahankan nilai moral (moral value) yang dianut. Karena perubahan tanpa mengindahkan moral dan attitute akan menghasilkan perubahan ke arah yang destruktif dan tidak sejalan dengan semangat perbaikan dalam diri manusia itu sendiri.

Tanpa kesiapan untuk fokus pada 3 hal diatas, maka jangan salahkan diri anda kelak jika hanya menjadi obyek dari revolusi dunia yang ke-3 , masuk menjadi barisan konsumen dan sekedar follower dari para pemain dalam revolusi big data di masa yang akan datang. Wallahu a'lam.


Catatan penulis :
  • Tulisan ini diadaptasi dari artikel dengan topik ulasan pada tema sejenis yang ditulis oleh Blogger Muhaimin Iqbal di link ini.

No comments:

Post a Comment